CHARACTER BUILDING AGAMA
SOSIALISASI TOLERANSI ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM PANTI
ASUHAN
Identitas
Kelompok
Nim
|
Nama
|
Jabatan
(ketua, sekertaris, anggota)
|
1901506342
|
Bernadus
Nicola Irawan Putra Sugihartono
|
Anggota
|
1901467064
|
Basilius Andra Yudistira
|
Sekretaris
|
1901512042
|
Muhamad Daryadnan Fitrah Yurisky
|
Anggota
|
1901530985
|
Rio Aditya Sakti
|
Anggota
|
1901507263
|
Ririk Kafila
|
Ketua
|
1901467064
|
Daniel Floriando
|
Anggota
|
Kelas
|
LF21
|
BINUS UNIVERSITY
2017
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL/LAPORAN AKHIR
Project
Luar Kelas Character Building Agama
1.
|
Judul Project
|
: SOSIALISASI TOLERANSI ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM
PANTI ASUHAN
|
||
2
|
Lokasi
Project
|
: Alam Sutera,Cluster Cemara 2 no 8,Serpong Tangerang
|
||
3
|
Kelompok
target kegiatan
|
: Panti Asuhan Kasih Sesama Umat
|
||
4.
|
Nama
Anggota Kelompok
|
:
|
||
1.
|
: Bernadus Nicola Irawan Putra Sugihartono
|
|||
2.
|
: Basilius Andra
Yudistira
|
|||
3
|
: Muhamad Daryadnan
Fitrah Yurisky
|
|||
4.
5.
6.
|
: Rio Aditya Sakti
: Ririk Kafila (ketua)
: Daniel Floriando
|
|||
5
|
Mata
Kuliah
|
: CHARACTER BUILDING AGAMA
|
||
6
|
Kelas
|
: LF21
|
||
7.
|
Dosen
|
: Sukron Ma'mun (D3702)
|
Jakarta,…………………………..
Mengetahui
( .....................................................)
Dosen CB Agama
|
Ketua Kelompok
(....................................................)
Ririk Kafila
|
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Kegiatan
D.Rencana Kegiatan
BAB II : METODE KEGIATAN
A.Metode Salingan pelajaran
B.Metode Games
C.Metode Contoh
BAB III : KONSEP
A.Pengertian penerapan
B.Masalah Toleransi Antarumat Beragama
BAB IV :
PELAKSANAAN SOSIALISASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI PANTI ASUHAN
A.LOKASI KEGIATAN
B.WAKTU KEGIATAN
C.PIHAK - PIHAK YANG TERLIBAT
D.DESKRIPSI KEGIATAN
E.HASIL KEGIATAN
BAB V: PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
C.Reflesi Setiap Anggota
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan
Negara maritim, dimana Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan dan memiliki
berbagai macam suku, budaya, maupun beragam agama.
Dan dengan beragamnya
budaya maupun agamanya, perlu diperhatikan juga bahwa masing-masing dari agama,
suku dan budaya, memiliki perbedaan yang sangat mencolok satu sama lain. Oleh
karena itu perlunya diperhatikan dan tingkat solidaritas yang tinggi dari
setiap individu.
Namun sampai saat ini
masalah agama di Indonesia masih bermunculan di berbagai daerah di Indonesia.
Maka dari itu, kami melakukan kegiatan toleransi beragama yang dilakukan di
panti asuhan, agar mereka mempunyai dan tahu solidaritas antara umat beragama.
B. Rumusan Masalah
Indonesia mempunyai
keanekaragaman, baik agamanya maupun budayanya. Namun dalam kenyataan saat ini
masyarakat Indonesia kurang untuk saling menghargai satu sama lain. Dikarenakan
masih banyak rasa kurang untuk menghargai satu sama lain. Oleh karena itu
dengan sosialisasi ini, kami berharap mengetahui rumusan masalah, seperti :
·
Apa yang perlu dilakukan dalam meningkatkan
solidaritas antara umat beragama
·
Siapa saja yang perlu menghargai satu sama lain
·
Mengapa terjadi kesenjangan sosial, terutama dalam
hal agama
C. Tujuan Kegiatan
·
Anak-anak dalam panti mengerti pentingnya
solidaritas antar sesama
·
Meningkatkan generasi muda yang mempunyai karakter
baik
·
Memberikan kesadaran untuk mempunyai sikap saling
menghargai
·
Membentuk rasa peduli satu sama lain
·
Meningkatkan pengetahuan anak-anak mengenai sikap
solidaritas dalam kehidupan sehari-hari
D. rencana kegiatan
Kegiatan sosialisasi
ini akan kami lakukan dengan mencari panti asuhan sekitar BINUS ALAM SUTERA,
dan akan dilakukan 4 kali kunjungan ke panti asuhan tersebut, dengan rencana
kunjungan sebagai berikut ;
·
Kunjungan 1, kami melakukan survey terhadap panti asuhan
yang ingin kami lakukan sosialisasi
·
Kunjungan 2, kami melakukan perkenalan diri kami
masing-masing dan mulai memdampingi anak-anak dalam kegiatannya sehari-hari
·
Kunjungan 3, kami mulai melakukan pengajaran tentang
solidaritas keagamaan, diselingi dengan mengajar pelajaran sekolah mereka
·
Kunjungan 4, kami mulai mengadakan games, untuk
anak-anak yang mudah dipahami, dan untuk meningkatkan kerjasama dan solidaritas
terhadap sesama
BAB II
METODE KEGIATAN
A. Metode selingan pelajaran
Dalam metode ini,
kami melakukan pengajaran terhadap anak-anak di panti asuhan dnegan memberikan
pengajaran tentang pelajaran mereka, seperti mewarnai, berhitung dll. Namun
diselingi dengan pertanyaan dan memberikan pengajaran tentang solidaritas
terhadap temannya di panti asuhan.
B. Metode games
Dalam games yang kami
adakan dengan anak-anak yaitu dengan bermain kursi music dan menebak huruf,
dengan memberikan hadiah snack kepada mereka yang berhasil menjawab atau
menjadi pemenang dalam games yang kami buat. Namun kami memperbolehkan yang
menang untuk tetap mengikuti game, sehingga mereka yang pasif dalam game akan
tidak mendapatkan hadiah dari kami, sedangkan yang sudah menang, akan menang
terus menerus. Dan kami melihat apakah ada rasa untuk berbagi kepada temannya
sendiri, atau apakah mereka cuek terhadap temannya sendiri. Dan disini kami
berperan untuk memberikan nasehat dan pemberitahuan keada mereka tentang
berbagi dan solidaritas antar sesama.
C. Metode contoh
Metode ini kami
lakukan dengan memberikan contoh yang baik tentang solidaritas kepada sesame,
dan selalu mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa, dengan kepercayaan
masing-masing.
BAB III
KONSEP
A.
Pengertian
Solidaritas Antarumat Beragama
Toleransi berasal dari bahasa latin dari
kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi
pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia
yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai
setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks
agama dan sosial budaya yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
diskriminasi terhadap golongan-golongan yang berbeda atau tidak dapat diterima
oleh mayoritas pada suatu masyarakat. Misalnya toleransi beragama dimana
penganut Agama mayoritas dalam sebuah masyarakat mengizinkan keberadaan agama
minoritas lainnya. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap
manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati
dan menghargai manusia yang beragama lain.
B. Masalah
Toleransi Antarumat Beragama
Toleransi antar umat beragama hingga kini masih
diselimuti persoalan. Klaim kebenaran suatu agama terhadap agama lainnya
mendorong penganutnya untuk memaksakan kebenaran itu dan bersifat sangat
fanatik terhadap terhadap kelompok agama lain. Lebih tragis lagi ketika
penyebaran kebenaran itu disertai aksi kekerasan yang merugikan korban harta
benda dan jiwa. Fenomena kekerasan antar pemeluk agama hampir terjadi di
seluruh belahan dunia.
Ada beberapa paradigma tentang masalah ini
yaitu :
·
Paradigma lama : dimana adanya kompetisi misi
agama untuk mencari pengikut sebanyak - banyaknya yang dilakukan secara tidak
sehat dan melanggar etika sosial bersama serta adanya kekerasan demi agamanya
masing masing
·
Paradigma baru : membawa persaudaraan,menjawab
isu global tentang masalah agama dan dilakukan secara sehat dan mentaati hukum
yang disepakati
C.
Membangun
solidaritas umat beragama
Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku,agama,ras
dan kebudayaan.Namun dengan perbedaan tersebut menjadikan
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang dituntut untuk menjaga keutuhan Negara.
Dengan melihat perbedaan tersebut selain menjadi kekuatan juga rentan
terjadinya konflik yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Konflik yang
muncul tertama di daerah – daerah perlu diwaspadai agar tidak meluas kemudian
menjadi konflik yang sifatnya nasional dan menyebar ke daerah lainnya.
Semangat Bhineka Tunggal Ika
seharusnya tetap terpatri dijati warga Negara yang mengedepankan semangat
toleransi. Namun beberapa konflik kadang memicu terjadinya kerusuhan yang
mengancam keberlangsungan Indonesia. Ganngguan bias berupa konflik yang
berlatar etnis dan agama. Pasca Orde Baru ruang public di Indonesia semakin
terbuka,setiap orang bebas mengemukakan gagasan,ide dan pendaptnya. Dengan
terbukanya wilayah public yang luas terkadang menimbulkan euphoria tersendiri
bagi masyarakat. Otonomi daerah yang terus diwacanakan menjadi euphoria
bagi daerah yang tanpa control sehingga sikap kritis masyarakat memberikan
peluang pada pemaksaan kehendak yang menyebabkan tindakan – tindakan
anarkhis. Kedua, munculnya fanatisme yang artinya paham yang menganggap bahwa
kelompok atau golongan tertentu yang paling benar. Fantisme menyebabkan
perpecahan karena memicu disintegrasi bangsa. Tiap kelompok menganggap bahwa
dirinyalah yang paling besnar sedangkan diluar kelompok mereka adalah salah.
Paham – paham yang semacam ini perlu diluruskan agar konflik bisa dicegah.
Amat disayangkan
manakala konflik itu dipicu karena hal – hal yang tidak penting. Perlu
sebuah kedewasaan diantara anggota masyarakat untuk menumbuhkan sikap,
pengertian dan toleransi yang tinggi didalam kehidupan sehari – hari
mengingat masyarakat Indonesia beragam. Agar konflik agama dan etnis itu
bisa dicegah maka diperlukan langkah – langkah yang tepat. Pertama, membuka
peluang yang seluas – luasnya kepada masyarakat tanpa adanya pembedaan, golongan
dan etnis (diskriminasi) untuk mengambil peran dalam menjaga integrasi bangsa.
Hal yang berbau diskriminasi harus dibuang jauh – jauh karena melanggar Hak
Asasi Manusia. Kedua, membuang sikap yang mementingkan diri sendiri
(egois) dan lebih mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan
golongan. Ketiga, memunculkan nilai – nilai lihur budaya bangsa. Dalam
Pancasila sudah tercantum nilai luhur budaya Indonesia. Nilai yang telah
mengakar kuat sejak Negara ini berdiri. Justru dengan kondisi masyarakat yang
plural menjadikan bangsa Indonesia sebagai sumber potensi bangsa yang besar.
Dalam bingkai Pancasila kita
hidup dalam bangsa yang besar ini. Pancasila sebagai ideology terbuka,ideology
yang tidak kaku (tertutup) dalam sebuah perpektif yang fleksibel. Artinya
Pancasila bisa menerima hal – hal baru namun tidak meninggalkan sifat – sifat
dasar dari Pancasila yang sesungguhnya. Keempat, menjalin komunikasi yang
efektif salah satunya bisa dilakukan dengan membentuk Forum Kerukunan Umat
Beragama yang bertujuan mensinergikan hubungan antar umat
beragama,hubungan intern umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah.
Selain itu Forum Kerukunan Umat Beragama dapat menghindari sikap saling
curiga dan prasangka antar umat beragama sehingga kerukunan umat beragama bisa
teruwuj sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia.
BAB
IV
PELAKSANAAN SOSIALISASI
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI PANTI ASUHAN
A.LOKASI KEGIATAN
Panti Asuhan “Kasih Sesama
Umat”
Alam Sutera,Cluster Cemara 2 no 8,Serpong Tangerang
B.WAKTU KEGIATAN
Pertemuan dilakukan
sebanyak 4 kali. Pertama survey pada tanggal 30 Maret 2017, kedua tanggal 20
April 2017, ketiga pada tanggal 30 April 2017, dan terakhir pada tanggal 10 Mei
2017. Semua jadwal tersebut dilakukan pada pukul 10.00 – 13.00 WIB.
C.PIHAK - PIHAK
YANG TERLIBAT
Pihak – pihak yang
terlibat yaitu kami sekelompok sebagai mahasiswa Bina Nusantara Alam Sutera
yang menjadi satu kelompok yang beranggota sebagai berikut ; Ririk Kafila
(Ketua), Basilius Andra (Anggota), Muhamad Daryadnan (Anggota), Bernadus Nicola
(Anggota), Rio Aditya (Anggota), dan Daniel Floriando (Anggota).
D.DESKRIPSI
KEGIATAN
1. Pertemuan Pertama : Survey dan Perijinan
Pada tanggal 30 Maret 2017,
kelompok kami berkumpul untuk menentukan lokasi di mana kita akan melakukan
sosialisasi. Tanpa basa – basi kita sudah mengetahui bahwa ada panti asuhan di
daerah Alam Sutera yang dekat dengan kampus.
Sesampainya
di tujuan, kami segera bertemu langsung dengan para pengurus serta pemilik
panti asuhan tersebut yang dinamakan “Panti Asuhan Kasih Sesama Umat”. Kami
segera menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke panti untuk apa. Setelah
itu kami memberikan proposal perijinan kepada pemilik panti sebagai bukti
kegiatan sosialisasi kami.
Setelah berbincang mengenai tujuan dan materi-materi apa saja yang akan
kami sampaikan kepada anak-anak panti nantinya, pengurus dan pemilik panti pun
mengizinkan kami untuk melakukan sosialisasi di Panti Asuhan Kasih Sesama Umat. Kami juga langsung
diperbolehkan untuk memulai sosialisasi di hari Rabu, 20 April 2017 tepatnya sebelum UTS berlangsung.
Setelah itu kamipun tidak
lupa mengucapkan terima kasih atas kerja sama serta bantuannya dan ijinnya karena
kami diperbolehkan melakukan sosialisasi di Panti Asuhan Kasih Sesama Umat.
2. Pertemuan Ke-2
Pada tanggal 20 April 2017, kita melakukan pertemuan
pertama dengan para adik-adik yang berada di panti asuhan Kasih Sesama Umat.
Yang saat itu ada di panti yaitu anak - anak yang masih belum sekolah yang
berjumlah sekitar 15 anak. Bagi anak- anak yang sudah bersekolah, mereka
bersekolah di sebuah sekolah yang letaknya di dekat Bandara Soekarno Hatta dan
mereka baru pulang sekitar jam 6 sore.
Seperti biasa, awal pertemuan kami kelompok 3
melakukan perkenalan dengan adik - adik yang ada di sana beserta dengan para
pengasuh yang ada. Setelah berkenalan, kita diajak para pengasuh untuk menonton
film kartun bersama adik - adik di sana.
Setelah itu, mereka
akan belajar tentang angka beserta huruf. Kami diajak dan diminta untuk
membantu adik - adik untuk berhitung serta mengeja abjad. Mereka diharuskan
untuk menulis angka 1 - 10 di sebuah buku. Pertama - tama kita menuliskan dulu
angka 1 - 10 lalu mereka harus menirukan angka tersebut dengan cara menuliskan
di bawah tulisan yang kita tulis tadi. Sembari menulis, kita juga mengajarkan
berhitung 1 sampai 10. Semua adik - adik terlihat senang kita dampingi sambil
belajar. Walaupun bisa dibilang agak susah untuk diatur karena masih kecil,
namun kita tetap senang dan semangat membantu adik- adik belajar.
Tepat pada pukul 12.00
siang, sudah merupakan rutinitas bagi adik - adik untuk makan siang. Kita
bersama dengan adik - adik beserta Kak Mia beranjak pergi ke ruang makan yang
terletak bersamaan dengan dapur. Para adik - adik ternyata makan singkong serta
ubi rebus. Hal yang kita serta para pengasuh anggap aneh itu adalah beberapa
anak memakan singkong serta ubi rebus tersebut menggunakan susu kental manis.
Bagi kita ini adalah hal yang baru dan terbilang aneh, lucu dan unik. Para
pengasuh mengatakan "tidak enak kalau pakai susu", namun para adik -
adik sangat senang dan dengan semangat menyantap singkong dan ubi rebus
tersebut.
3. Pertemuan Ke-3
Pada tanggal 30 April 2017, kita melakukan sosialisasi serta bermain
bersama adik - adik untuk pertemuan yang kedua di Panti Asuhan Kasih Sesama
Umat. Hari itu adalah hari minggu, di mana semua adik - adik di pantai sedang
libur. Maka dari itu semua anak panti ada semua di rumah. Yang biasa kami
mendampingi adik - adik umur 3 - 5 tahun, hari itu banyak anak - anak yang
sudah menduduki jenjang SD yang umurnya 5 - 7 tahun. Sejujurnya kami sangat
sangat kewalahan karena banyaknya adik - adik yang ada di rumah. Serta yang
sudah SD, anak - anaknya sangat susah diatur serta bisa dibilang nakal - nakal.
Sejak kami datang ke Panti,
situasi sangatlah ramai. Dari yang sudah besar sampai yang masih kecil semuanya
berlari - larian sehingga kami sangat susah mengaturnya. Tiba - tiba ada yang
berkelahi, kita membantu kakak pendamping untuk melerai, lalu tiba - tiba ada
yang nangis. Adik - adik sangat tertarik dan penasaran melihat samrt watch,
handphone, serta kamera yang kami pakai pada saat itu. Jadi situasi mungkin
bisa dibilang "berbahaya" karena rawannya hp dan kamera bisa saja
tersenggol lalu jatuh.
Kita akan melakukan game dan
gamenya yaitu Musical Chair di mana kita memutarkan musik dan anak - anak harus
mengitari kursi yang ada dan saat musik mati, anak - anak harus mencari kursi
untuk diduduki. Yang tidak kebagian dinyatakan kalah. Kita sempat bermain
selama 5 menit namun situasi kembali tidak kondusif. Anak - anak ada yang
berkelahi, mengambil kursi dll. Maka terpaksa kita memberhentikan permainan.
Setelah berhenti bermain Musical Chair,
kita hanya duduk - duduk bermain bersama adik - adik. Tebak - tebakan, bercanda
dll. Setelah itu, pada pukul 12.00 siang seperti biasa adik - adik harus makan
siang. Maka kita harus menemani mereka makan siang bersama. Banyak sekali adik
- adik yang berumur 3- 5 tahun manja minta untuk disuapin namun kita harus
tetap membantu dan mengajarkan mereka untuk makan sendiri.
4. Pertemuan Ke-4
Pada tanggal 10 Mei 2017, kami melakukan pertemuan ketiga yang berarti
pertemuan dan kunjungan terakhir di Panti Asuhan. Di sini yang ada hanya adik -
adik yang berumur 3 - 5 tahun, karena yang sudah bersekolah mereka sedang
sekolah pastinya. Saat kita baru sampai di Panti Asuhan, adik - adik dari dalam
rumah sudah memanggil - manggil kita. Lalu kitapun masuk dan disapa oleh kakak
pembimbing serta adik - adik.
Pada hari ini kita hanya bermain main saja dengan adik - adik. Kita
juga melakukan tebak - tebakan angka dan huruf. Bagi yang bisa menjawab, akan
kita berikan permen lollipop. Karena terlalu asik dan seru, kita lupa untuk mengabadikannya
melalui foto karena saat itu tidak membawa kamera.
Setelah bermain, adik - adik harus makan siang.
Seperti biasa, kita menemani adik - adik yang sedang makan siang bersama.
Mereka dibelikan nasi uduk oleh salah satu kakak pendamping di sana. Anak -
anak sangat senang karena mereka jarang makan nasi uduk. Ada beberapa anak yang
makannya sangat lama jadi mau tidak mau harus kita suapin.
Setelah makan sudah biasanya mereka mandi lalu
tidur siang. Sebelum pulang kami memberikan bingkisan berupa roti, biskuit
untuk adik - adik, lalu donat untuk para kakak pembimbing di sana. Mereka
berterima kasih banyak karena kita sudah membantu dan sudah menghibur adik -
adik yang bisa dibilang kurangnya kasih sayang dari orang tua serta saudara.
E.HASIL KEGIATAN
dan RESPON
Dari semua kegiatan, semua hasil bisa dinyatakan
sama. Anak – anak panti mengerti dan memahami pentingnya sebuah agama serta
pengajaran – pengajaran yang kami berikan kepada mereka.
Respon yang didapat juga bagus. Anak
– anak senang akan kehadiran kami dalam membantu mereka belajar, mengajak
bermain. Para pengawas panti juga sangat senang dan merasa terbantu akan
kehadiran kami.
BAB
V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari kegiatan
sosialisasi toleransi antar umat beragama kita dan anak - anak panti
asuhan mempelajari mengetahui masalah - masalah toleransi antarumat
beragama yang ada di sekitar mereka dan bisa menyelesaikan masalah - masalah
tentang toleransi antar umat beragama dan juga menyampaikan kepada
lingkungannya betapa pentingnya toleransi antar umat beragama demi menjaga
perdamaian di Indonesia maupaun di dunia.
B.Saran
Diharapkan dengan
adanya toleransi antarumat beragama ini diharapkan anak anak lebih memahami
untuk bertoleransi dengan orang lain secara baik dengan tidak mepermasalahkan
latar belakang agamanya masing - masing dan diharapkan anak - anak mempelajari
tentang toleransi antar umat beragama lebih baik lagi
C.Refleksi Setiap
Anggota
Muhamad Daryadnan Fitrah Yurisky
Menurrut saya setelah
melakukan sosialisasi ini dan setelah bertemu dengan anak anak ini refleksi yang saya dapatkan adalah cara dan sikap saya
untuk menyesuaikan diri saya dengan anak-anak panti, dan cara mengajak mereka
bagaimana bersikap toleransi antar umat bergama yang seharusnya dengan
cara-cara yang sangat menyenangkan dan tidak membosankan bagi mereka karena
mayoritas dari mereka berumur masih sangat kecil. Selain itu, refleksi yang
saya dapatkan adalah bagaimana cara saya menanggapi suatu kondisi perbedaan
pendapat dengan teman-teman lainnya dalam cara penyampaian materi untuk anak
panti dengan lebih sabar dan menerima perbedaan pendapat-pendapat yang ada.
Ririk Kafila
Setelah saya melakukan sosialisasi dengan bertemu dengan anak-anak panti
saya merasa beruntung karena saya masih ada kedua orang tua saya dan maka dari
itu hargailah kedua orang tua kita sebelum mereka tiada, dan saya bisa mengerti
kalua hidup itu tidak boleh mengeluh karena saya melihat mereka dengan
kesederhanaan saja sudah merasa bahagia.
Daniel
Floriando
Dengan adanya kegiatan sosialisasi di Panti Asuhan. Saya jadi banyak
belajar dan memahami bahwa banyak anak-anak kecil yang harus kita kasihi dan
juga dengan menjenguk atau mengajar anak-anak panti saya jadi lebih memahami
cara mengurus anak-anak kecil.
Bernadus
Nicola Irawan
Refleksi saya setelah mengajar di panti asuhan adalah saya bisa melihat
kemandirian anak" walaupun mereka tidak punya orang tua yang mengarahkan
mereka, namun mereka tetap bahagia dan menjalani hari-harinya dengan senyuman.
Dan saya senang dengan kesederhanaan mereka, kebahagiaan yang mereka miliki,
dan pantang menyerah dibalik kesulitan yang mereka hadapi.
Rio
Aditya Sakti
Kesan kesan saya selama mengajar di panti asuhan saya mendapat banyak
pelajaran seperti sabar menghadapi kejahilan anak anak, ada saja anak yang suka
berbohong, tetapi saya sangat sabar menghadapi itu semua.
Basilius
Andra
Setelah
kegiatan sosialisasi saya melihat bahwa tidak mudah untuk mengurus anak-anak, karena
setiap individu mempunyai perbedaan tersendiri.dengan itu saya harus bisa
beradaptasi dan bersambung
Lampiran