Sunday, June 11, 2017

Laporan Akhir CB


CHARACTER BUILDING AGAMA
SOSIALISASI TOLERANSI ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM PANTI ASUHAN

                                               




Identitas Kelompok

Nim
Nama
Jabatan (ketua, sekertaris, anggota)
1901506342
Bernadus Nicola Irawan Putra Sugihartono
Anggota
1901467064
Basilius Andra Yudistira
Sekretaris
1901512042
Muhamad Daryadnan Fitrah Yurisky
Anggota
1901530985
Rio Aditya Sakti
Anggota
1901507263
Ririk Kafila
Ketua
1901467064
Daniel Floriando
Anggota



Kelas
LF21
BINUS UNIVERSITY
2017


HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL/LAPORAN AKHIR

Project Luar Kelas Character Building Agama


1.
Judul Project

: SOSIALISASI TOLERANSI ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM PANTI ASUHAN

2
Lokasi Project

: Alam Sutera,Cluster Cemara 2 no 8,Serpong Tangerang   

3
Kelompok target kegiatan

: Panti Asuhan Kasih Sesama Umat


4.
Nama Anggota Kelompok

:


1.

: Bernadus Nicola Irawan Putra Sugihartono


2.

: Basilius Andra Yudistira


3

: Muhamad Daryadnan Fitrah Yurisky


4.
5.
6.

: Rio Aditya Sakti
: Ririk Kafila (ketua)
: Daniel Floriando


5
Mata Kuliah

: CHARACTER BUILDING AGAMA

6
Kelas

:  LF21

7.
Dosen

: Sukron Ma'mun (D3702)






                                                                                        Jakarta,…………………………..

Mengetahui




( .....................................................)
Dosen CB  Agama

Ketua Kelompok




(....................................................)
Ririk Kafila




DAFTAR ISI


BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Kegiatan
D.Rencana Kegiatan

BAB II : METODE KEGIATAN
A.Metode Salingan pelajaran
B.Metode Games
C.Metode Contoh

BAB III : KONSEP
A.Pengertian penerapan
B.Masalah Toleransi Antarumat Beragama

BAB IV : PELAKSANAAN SOSIALISASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI PANTI ASUHAN
A.LOKASI KEGIATAN
B.WAKTU KEGIATAN
C.PIHAK - PIHAK YANG TERLIBAT
D.DESKRIPSI KEGIATAN
E.HASIL KEGIATAN

BAB V: PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
C.Reflesi Setiap Anggota

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar belakang

Indonesia merupakan Negara maritim, dimana Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan dan memiliki berbagai macam suku, budaya, maupun beragam agama.

Dan dengan beragamnya budaya maupun agamanya, perlu diperhatikan juga bahwa masing-masing dari agama, suku dan budaya, memiliki perbedaan yang sangat mencolok satu sama lain. Oleh karena itu perlunya diperhatikan dan tingkat solidaritas yang tinggi dari setiap individu.

Namun sampai saat ini masalah agama di Indonesia masih bermunculan di berbagai daerah di Indonesia. Maka dari itu, kami melakukan kegiatan toleransi beragama yang dilakukan di panti asuhan, agar mereka mempunyai dan tahu solidaritas antara umat beragama.


B. Rumusan Masalah

Indonesia mempunyai keanekaragaman, baik agamanya maupun budayanya. Namun dalam kenyataan saat ini masyarakat Indonesia kurang untuk saling menghargai satu sama lain. Dikarenakan masih banyak rasa kurang untuk menghargai satu sama lain. Oleh karena itu dengan sosialisasi ini, kami berharap mengetahui rumusan masalah, seperti :

·      Apa yang perlu dilakukan dalam meningkatkan solidaritas antara umat beragama
·      Siapa saja yang perlu menghargai satu sama lain
·      Mengapa terjadi kesenjangan sosial, terutama dalam hal agama

C. Tujuan Kegiatan


·      Anak-anak dalam panti mengerti pentingnya solidaritas antar sesama
·      Meningkatkan generasi muda yang mempunyai karakter baik
·      Memberikan kesadaran untuk mempunyai sikap saling menghargai
·      Membentuk rasa peduli satu sama lain
·      Meningkatkan pengetahuan anak-anak mengenai sikap solidaritas dalam kehidupan sehari-hari

D. rencana kegiatan

Kegiatan sosialisasi ini akan kami lakukan dengan mencari panti asuhan sekitar BINUS ALAM SUTERA, dan akan dilakukan 4 kali kunjungan ke panti asuhan tersebut, dengan rencana kunjungan sebagai berikut ;

·      Kunjungan 1, kami melakukan survey terhadap panti asuhan yang ingin kami lakukan sosialisasi
·      Kunjungan 2, kami melakukan perkenalan diri kami masing-masing dan mulai memdampingi anak-anak dalam kegiatannya sehari-hari
·      Kunjungan 3, kami mulai melakukan pengajaran tentang solidaritas keagamaan, diselingi dengan mengajar pelajaran sekolah mereka
·      Kunjungan 4, kami mulai mengadakan games, untuk anak-anak yang mudah dipahami, dan untuk meningkatkan kerjasama dan solidaritas terhadap sesama





























BAB II
METODE KEGIATAN



A. Metode selingan pelajaran
Dalam metode ini, kami melakukan pengajaran terhadap anak-anak di panti asuhan dnegan memberikan pengajaran tentang pelajaran mereka, seperti mewarnai, berhitung dll. Namun diselingi dengan pertanyaan dan memberikan pengajaran tentang solidaritas terhadap temannya di panti asuhan.

B. Metode games
Dalam games yang kami adakan dengan anak-anak yaitu dengan bermain kursi music dan menebak huruf, dengan memberikan hadiah snack kepada mereka yang berhasil menjawab atau menjadi pemenang dalam games yang kami buat. Namun kami memperbolehkan yang menang untuk tetap mengikuti game, sehingga mereka yang pasif dalam game akan tidak mendapatkan hadiah dari kami, sedangkan yang sudah menang, akan menang terus menerus. Dan kami melihat apakah ada rasa untuk berbagi kepada temannya sendiri, atau apakah mereka cuek terhadap temannya sendiri. Dan disini kami berperan untuk memberikan nasehat dan pemberitahuan keada mereka tentang berbagi dan solidaritas antar sesama.

C. Metode contoh
Metode ini kami lakukan dengan memberikan contoh yang baik tentang solidaritas kepada sesame, dan selalu mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa, dengan kepercayaan masing-masing.



BAB III
KONSEP


A.   Pengertian Solidaritas Antarumat Beragama
Toleransi berasal dari bahasa latin dari kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.

Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat. Misalnya toleransi beragama dimana penganut Agama mayoritas dalam sebuah masyarakat mengizinkan keberadaan agama minoritas lainnya. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.

B.    Masalah Toleransi Antarumat Beragama
Toleransi antar umat beragama hingga kini masih diselimuti persoalan. Klaim kebenaran suatu agama terhadap agama lainnya mendorong penganutnya untuk memaksakan kebenaran itu dan bersifat sangat fanatik terhadap terhadap kelompok agama lain. Lebih tragis lagi ketika penyebaran kebenaran itu disertai aksi kekerasan yang merugikan korban harta benda dan jiwa. Fenomena kekerasan antar pemeluk agama hampir terjadi di seluruh belahan dunia.

 Ada beberapa paradigma tentang masalah ini yaitu :

·      Paradigma lama : dimana adanya kompetisi misi agama untuk mencari pengikut sebanyak - banyaknya yang dilakukan secara tidak sehat dan melanggar etika sosial bersama serta adanya kekerasan demi agamanya masing masing

·      Paradigma baru : membawa persaudaraan,menjawab isu global tentang masalah agama dan dilakukan secara sehat dan mentaati hukum yang disepakati








C.   Membangun solidaritas umat beragama
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku,agama,ras dan kebudayaan.Namun dengan perbedaan tersebut menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang dituntut untuk menjaga keutuhan Negara. Dengan melihat perbedaan tersebut selain menjadi kekuatan  juga rentan terjadinya konflik yang dapat memecah belah persatuan bangsa. Konflik yang muncul tertama di daerah – daerah perlu diwaspadai agar tidak meluas kemudian menjadi konflik yang sifatnya nasional dan menyebar ke daerah lainnya.

Semangat Bhineka Tunggal Ika seharusnya  tetap terpatri dijati warga Negara yang mengedepankan semangat toleransi. Namun beberapa konflik kadang memicu terjadinya kerusuhan yang  mengancam keberlangsungan Indonesia. Ganngguan  bias berupa konflik yang berlatar etnis dan agama. Pasca Orde Baru ruang public di Indonesia semakin terbuka,setiap orang bebas mengemukakan gagasan,ide dan pendaptnya. Dengan terbukanya wilayah public yang luas terkadang menimbulkan euphoria tersendiri bagi masyarakat. Otonomi daerah  yang terus diwacanakan menjadi euphoria bagi daerah yang tanpa control sehingga sikap kritis masyarakat memberikan peluang  pada pemaksaan kehendak yang menyebabkan tindakan – tindakan anarkhis. Kedua, munculnya fanatisme yang artinya paham yang menganggap bahwa kelompok atau golongan tertentu yang paling benar. Fantisme menyebabkan perpecahan karena memicu disintegrasi bangsa. Tiap kelompok menganggap bahwa dirinyalah yang paling besnar sedangkan diluar kelompok mereka adalah salah. Paham – paham yang semacam ini perlu diluruskan agar konflik bisa dicegah.
Amat disayangkan  manakala konflik  itu dipicu karena hal – hal yang tidak penting. Perlu sebuah kedewasaan diantara anggota masyarakat  untuk menumbuhkan sikap, pengertian dan toleransi yang tinggi didalam kehidupan sehari – hari mengingat  masyarakat Indonesia beragam. Agar konflik agama dan etnis itu bisa dicegah maka diperlukan langkah – langkah yang tepat. Pertama, membuka peluang yang seluas – luasnya kepada masyarakat tanpa adanya pembedaan, golongan dan etnis (diskriminasi) untuk mengambil peran dalam menjaga integrasi bangsa. Hal yang berbau diskriminasi harus dibuang jauh – jauh karena melanggar Hak Asasi Manusia. Kedua, membuang  sikap yang mementingkan diri sendiri (egois) dan lebih mengedepankan kepentingan umum  diatas kepentingan golongan. Ketiga, memunculkan  nilai – nilai lihur budaya bangsa. Dalam Pancasila sudah tercantum nilai luhur budaya Indonesia. Nilai yang telah mengakar kuat sejak Negara ini berdiri. Justru dengan kondisi masyarakat yang plural menjadikan bangsa Indonesia sebagai sumber potensi bangsa yang besar.
Dalam bingkai Pancasila kita hidup dalam bangsa yang besar ini. Pancasila sebagai ideology terbuka,ideology yang tidak kaku (tertutup) dalam sebuah perpektif yang fleksibel. Artinya Pancasila bisa menerima hal – hal baru namun tidak meninggalkan sifat – sifat dasar dari Pancasila yang sesungguhnya. Keempat, menjalin komunikasi yang efektif salah satunya bisa dilakukan dengan membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama yang bertujuan  mensinergikan  hubungan antar umat beragama,hubungan intern umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah. Selain itu Forum Kerukunan Umat Beragama  dapat menghindari sikap saling curiga dan prasangka antar umat beragama sehingga kerukunan umat beragama bisa teruwuj sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia.




































BAB IV
PELAKSANAAN SOSIALISASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI PANTI ASUHAN

A.LOKASI KEGIATAN

            Panti Asuhan “Kasih Sesama Umat”
            Alam Sutera,Cluster Cemara 2 no 8,Serpong Tangerang

B.WAKTU KEGIATAN

            Pertemuan dilakukan sebanyak 4 kali. Pertama survey pada tanggal 30 Maret 2017, kedua tanggal 20 April 2017, ketiga pada tanggal 30 April 2017, dan terakhir pada tanggal 10 Mei 2017. Semua jadwal tersebut dilakukan pada pukul 10.00 – 13.00 WIB.

C.PIHAK - PIHAK YANG TERLIBAT

            Pihak – pihak yang terlibat yaitu kami sekelompok sebagai mahasiswa Bina Nusantara Alam Sutera yang menjadi satu kelompok yang beranggota sebagai berikut ; Ririk Kafila (Ketua), Basilius Andra (Anggota), Muhamad Daryadnan (Anggota), Bernadus Nicola (Anggota), Rio Aditya (Anggota), dan Daniel Floriando (Anggota).

D.DESKRIPSI KEGIATAN
           
1.     Pertemuan Pertama : Survey dan Perijinan
Pada tanggal 30 Maret 2017, kelompok kami berkumpul untuk menentukan lokasi di mana kita akan melakukan sosialisasi. Tanpa basa – basi kita sudah mengetahui bahwa ada panti asuhan di daerah Alam Sutera yang dekat dengan kampus.

            Sesampainya di tujuan, kami segera bertemu langsung dengan para pengurus serta pemilik panti asuhan tersebut yang dinamakan “Panti Asuhan Kasih Sesama Umat”. Kami segera menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke panti untuk apa. Setelah itu kami memberikan proposal perijinan kepada pemilik panti sebagai bukti kegiatan sosialisasi kami.

Setelah berbincang mengenai tujuan dan materi-materi apa saja yang akan kami sampaikan kepada anak-anak panti nantinya, pengurus dan pemilik panti pun mengizinkan kami untuk melakukan sosialisasi di Panti Asuhan Kasih Sesama Umat. Kami juga langsung diperbolehkan untuk memulai sosialisasi di hari Rabu, 20 April 2017 tepatnya sebelum UTS berlangsung.
Setelah itu kamipun tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kerja sama serta bantuannya dan ijinnya karena kami diperbolehkan melakukan sosialisasi di Panti Asuhan Kasih Sesama Umat.

2.     Pertemuan Ke-2
Pada tanggal 20 April 2017, kita melakukan pertemuan pertama dengan para adik-adik yang berada di panti asuhan Kasih Sesama Umat. Yang saat itu ada di panti yaitu anak - anak yang masih belum sekolah yang berjumlah sekitar 15 anak. Bagi anak- anak yang sudah bersekolah, mereka bersekolah di sebuah sekolah yang letaknya di dekat Bandara Soekarno Hatta dan mereka baru pulang sekitar jam 6 sore.
Seperti biasa, awal pertemuan kami kelompok 3 melakukan perkenalan dengan adik - adik yang ada di sana beserta dengan para pengasuh yang ada. Setelah berkenalan, kita diajak para pengasuh untuk menonton film kartun bersama adik - adik di sana.
Setelah itu, mereka akan belajar tentang angka beserta huruf. Kami diajak dan diminta untuk membantu adik - adik untuk berhitung serta mengeja abjad. Mereka diharuskan untuk menulis angka 1 - 10 di sebuah buku. Pertama - tama kita menuliskan dulu angka 1 - 10 lalu mereka harus menirukan angka tersebut dengan cara menuliskan di bawah tulisan yang kita tulis tadi. Sembari menulis, kita juga mengajarkan berhitung 1 sampai 10. Semua adik - adik terlihat senang kita dampingi sambil belajar. Walaupun bisa dibilang agak susah untuk diatur karena masih kecil, namun kita tetap senang dan semangat membantu adik- adik belajar.
Tepat pada pukul 12.00 siang, sudah merupakan rutinitas bagi adik - adik untuk makan siang. Kita bersama dengan adik - adik beserta Kak Mia beranjak pergi ke ruang makan yang terletak bersamaan dengan dapur. Para adik - adik ternyata makan singkong serta ubi rebus. Hal yang kita serta para pengasuh anggap aneh itu adalah beberapa anak memakan singkong serta ubi rebus tersebut menggunakan susu kental manis. Bagi kita ini adalah hal yang baru dan terbilang aneh, lucu dan unik. Para pengasuh mengatakan "tidak enak kalau pakai susu", namun para adik - adik sangat senang dan dengan semangat menyantap singkong dan ubi rebus tersebut.

3.     Pertemuan Ke-3
Pada tanggal 30 April 2017, kita melakukan sosialisasi serta bermain bersama adik - adik untuk pertemuan yang kedua di Panti Asuhan Kasih Sesama Umat. Hari itu adalah hari minggu, di mana semua adik - adik di pantai sedang libur. Maka dari itu semua anak panti ada semua di rumah. Yang biasa kami mendampingi adik - adik umur 3 - 5 tahun, hari itu banyak anak - anak yang sudah menduduki jenjang SD yang umurnya 5 - 7 tahun. Sejujurnya kami sangat sangat kewalahan karena banyaknya adik - adik yang ada di rumah. Serta yang sudah SD, anak - anaknya sangat susah diatur serta bisa dibilang nakal - nakal.
 Sejak kami datang ke Panti, situasi sangatlah ramai. Dari yang sudah besar sampai yang masih kecil semuanya berlari - larian sehingga kami sangat susah mengaturnya. Tiba - tiba ada yang berkelahi, kita membantu kakak pendamping untuk melerai, lalu tiba - tiba ada yang nangis. Adik - adik sangat tertarik dan penasaran melihat samrt watch, handphone, serta kamera yang kami pakai pada saat itu. Jadi situasi mungkin bisa dibilang "berbahaya" karena rawannya hp dan kamera bisa saja tersenggol lalu jatuh.
 Kita akan melakukan game dan gamenya yaitu Musical Chair di mana kita memutarkan musik dan anak - anak harus mengitari kursi yang ada dan saat musik mati, anak - anak harus mencari kursi untuk diduduki. Yang tidak kebagian dinyatakan kalah. Kita sempat bermain selama 5 menit namun situasi kembali tidak kondusif. Anak - anak ada yang berkelahi, mengambil kursi dll. Maka terpaksa kita memberhentikan permainan.
Setelah berhenti bermain Musical Chair, kita hanya duduk - duduk bermain bersama adik - adik. Tebak - tebakan, bercanda dll. Setelah itu, pada pukul 12.00 siang seperti biasa adik - adik harus makan siang. Maka kita harus menemani mereka makan siang bersama. Banyak sekali adik - adik yang berumur 3- 5 tahun manja minta untuk disuapin namun kita harus tetap membantu dan mengajarkan mereka untuk makan sendiri.

4.     Pertemuan Ke-4
Pada tanggal 10 Mei 2017, kami melakukan pertemuan ketiga yang berarti pertemuan dan kunjungan terakhir di Panti Asuhan. Di sini yang ada hanya adik - adik yang berumur 3 - 5 tahun, karena yang sudah bersekolah mereka sedang sekolah pastinya. Saat kita baru sampai di Panti Asuhan, adik - adik dari dalam rumah sudah memanggil - manggil kita. Lalu kitapun masuk dan disapa oleh kakak pembimbing serta adik - adik.
Pada hari ini kita hanya bermain main saja dengan adik - adik. Kita juga melakukan tebak - tebakan angka dan huruf. Bagi yang bisa menjawab, akan kita berikan permen lollipop. Karena terlalu asik dan seru, kita lupa untuk mengabadikannya melalui foto karena saat itu tidak membawa kamera.
 Setelah bermain, adik - adik harus makan siang. Seperti biasa, kita menemani adik - adik yang sedang makan siang bersama. Mereka dibelikan nasi uduk oleh salah satu kakak pendamping di sana. Anak - anak sangat senang karena mereka jarang makan nasi uduk. Ada beberapa anak yang makannya sangat lama jadi mau tidak mau harus kita suapin.
   Setelah makan sudah biasanya mereka mandi lalu tidur siang. Sebelum pulang kami memberikan bingkisan berupa roti, biskuit untuk adik - adik, lalu donat untuk para kakak pembimbing di sana. Mereka berterima kasih banyak karena kita sudah membantu dan sudah menghibur adik - adik yang bisa dibilang kurangnya kasih sayang dari orang tua serta saudara.









E.HASIL KEGIATAN dan RESPON

            Dari semua kegiatan, semua hasil bisa dinyatakan sama. Anak – anak panti mengerti dan memahami pentingnya sebuah agama serta pengajaran – pengajaran yang kami berikan kepada mereka.

            Respon yang didapat juga bagus. Anak – anak senang akan kehadiran kami dalam membantu mereka belajar, mengajak bermain. Para pengawas panti juga sangat senang dan merasa terbantu akan kehadiran kami.



































BAB V
PENUTUP


A.Kesimpulan
   
Dari kegiatan sosialisasi toleransi antar umat beragama kita dan anak -  anak panti asuhan mempelajari mengetahui masalah - masalah toleransi antarumat beragama yang ada di sekitar mereka dan bisa menyelesaikan masalah - masalah tentang toleransi antar umat beragama dan juga menyampaikan kepada lingkungannya betapa pentingnya toleransi antar umat beragama demi menjaga perdamaian di Indonesia maupaun di dunia.

B.Saran
     
Diharapkan dengan adanya toleransi antarumat beragama ini diharapkan anak anak lebih memahami untuk bertoleransi dengan orang lain secara baik dengan tidak mepermasalahkan latar belakang agamanya masing - masing dan diharapkan anak - anak mempelajari tentang toleransi antar umat beragama lebih baik lagi

C.Refleksi Setiap Anggota

Muhamad Daryadnan Fitrah Yurisky
Menurrut saya setelah melakukan sosialisasi ini dan setelah bertemu dengan anak anak ini refleksi yang saya dapatkan adalah cara dan sikap saya untuk menyesuaikan diri saya dengan anak-anak panti, dan cara mengajak mereka bagaimana bersikap toleransi antar umat bergama yang seharusnya dengan cara-cara yang sangat menyenangkan dan tidak membosankan bagi mereka karena mayoritas dari mereka berumur masih sangat kecil. Selain itu, refleksi yang saya dapatkan adalah bagaimana cara saya menanggapi suatu kondisi perbedaan pendapat dengan teman-teman lainnya dalam cara penyampaian materi untuk anak panti dengan lebih sabar dan menerima perbedaan pendapat-pendapat yang ada.

Ririk Kafila

Setelah saya melakukan sosialisasi dengan bertemu dengan anak-anak panti saya merasa beruntung karena saya masih ada kedua orang tua saya dan maka dari itu hargailah kedua orang tua kita sebelum mereka tiada, dan saya bisa mengerti kalua hidup itu tidak boleh mengeluh karena saya melihat mereka dengan kesederhanaan saja sudah merasa bahagia.



Daniel Floriando
Dengan adanya kegiatan sosialisasi di Panti Asuhan. Saya jadi banyak belajar dan memahami bahwa banyak anak-anak kecil yang harus kita kasihi dan juga dengan menjenguk atau mengajar anak-anak panti saya jadi lebih memahami cara mengurus anak-anak kecil.

Bernadus Nicola Irawan
Refleksi saya setelah mengajar di panti asuhan adalah saya bisa melihat kemandirian anak" walaupun mereka tidak punya orang tua yang mengarahkan mereka, namun mereka tetap bahagia dan menjalani hari-harinya dengan senyuman. Dan saya senang dengan kesederhanaan mereka, kebahagiaan yang mereka miliki, dan pantang menyerah dibalik kesulitan yang mereka hadapi.

Rio Aditya Sakti
Kesan kesan saya selama mengajar di panti asuhan saya mendapat banyak pelajaran seperti sabar menghadapi kejahilan anak anak, ada saja anak yang suka berbohong, tetapi saya sangat sabar menghadapi itu semua.

Basilius Andra
Setelah kegiatan sosialisasi saya melihat bahwa tidak mudah untuk mengurus anak-anak, karena setiap individu mempunyai perbedaan tersendiri.dengan itu saya harus bisa beradaptasi dan bersambung
           






























Lampiran